Bahagian 2: Apa itu Khilafah?





Bismillahirrahmanirrahim..

Khalifah bukanlah kerajaan yang mementingkan satu wilayah dengan mengorbankan wilayah lain. Nasionalisme dan rasisme tidak memiliki tempat dalam Islam, dan hal itu diharamkan. Seorang Khalifah boleh berasal dari kalangan mana saja, ras apa pun, warna kulit apapun, dan mazhab manapun yang penting dia adalah Muslim. Khilafah memang memiliki karakter ekspansios, tapi Khilafah tidak melakukan penaklukan wilayah baru untuk tujuan menjarah kekayaan dan sumber daya alam wilayah lain. Khilafah memperluas kekuasaanya sebagai bagian dari kebajikan luar negerinya yaitu menyebarkan risalah Islam.

Khilafah sama sekali berbeza dengan sistem Republik yang kini secara luas dipraktikkan di dunia Islam. Sistem Republik didasarkan pada demokrasi dimana kedaulatan berada pada tangan rakyat. Ini bererti, rakyat memiliki hak untuk membuat hukum dan konstitusi.Didalam Islam, kedaulatan berada pada tangan Syariat. Tidak ada satu orang pun dalam sistem Khilafah bahkan termasuk Khalifahnya sendiri yang boleh melegislasi hukum yang bersumber dari fikirannya sendiri.

Khilafah bukan negara totaliter. Khilafah tidak boleh memata-matai rakyatnya sendiri baik itu yang Muslim atau yang bukan Muslim. Setiap orang dalam Negara Khilafah berhak menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebajikan-kebajikan negra tanpa harus merasa takut akan ditahan atau dipenjara. Penahanan dan penyiksaan tanpa melalui proses peradilan adalah hal yang terlarang.

Khilafah tidak boleh menindas kaum minoriti. Orang-orang bukan Muslim dilidungi oleh negara dan tidak boleh dipaka meninggalkan keyakinnya untuk kemudian memeluk agama Islam. Rumah, nyawa dan harta mereka tetap mendapat perlindungan dari negara dan tidak seorang pun boleh melanggar aturan ini. Imam Qarafi, seorang ulama salaf merangkum tanggugjawab Khalifah terhadap kaum dzimmi:"Adalah kewajiban seluruh umat Muslim terhadap orang-orang dzimmi untuk melindungi mereka yang lemah, memenuhi kebutuhan mereka yang miskin, memberi makan yang lapar, memberikan pakaian, menegur mereka dengan santun dan bahkan menoleransi kesalahan mereka bahkan jika itu berasal dari tetangganya, walaupun tangan umat Muslim sebetulnya berada diatas (kerana faktanya itu adalah negara Islam). Umat Muslim juga harus menasihati mereka dalam urusannya dan melindungi mereka dari ancaman siapa saja yang berupaya menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta kekayaannya atau melanggar hak-haknya.

Dalam sistem Khilafah, wanita tidak berada pada posisi inferior atau menjadi warga kelas kedua. Islam memberikan hak bagi wanita untuk memiliki kekayaan, hak pernikahan dan perceraian sekaligus memegang jawatan di masyarakat. Islam menetapkan aturan berpakaian yanag khas bagi wanita iaitu khimar atau jilbab, dalam rangka membentuk masyarakat yang produktif serta bebas dari pola hubungan negatif dan merosak seperti yang terjadi di Barat.

Menegakkan Khilafah dan menunjuk seorang Khalifah adalah kewajipan bagi setiap Muslim diseluruh dunia, lelaki dan perempuan. Melaksanakan kewajiban ini sama saja seperti menjalankan kewajiban lain yang telah Allah SWT perintahkan kepada kita, tanpa boleh merasa puas kepada diri sendiri. Khilafah adalah persoalan vital bagi kaum Muslim.

Khilafah yang akan datang akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabiliti dan kemakmuran bagi dunia Islam, mengakhiri tahun-tahun penindasan oleh para tiran paling kejam yang pernah ada dalam sejarah. Masa-masa kolonialisme dan eksploitasi dunia Islam pada akhirnya akan berakhir, dan Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan umat Muslim sekaligus menjadi alternatif pilihan rakyat terhadap sistem Kapitalisme.


0 Responses